Senin, 21 November 2011

perjuangan garuda muda

Terima Kasih Garuda Muda
MI/Adam Dwi/sa
PERJUANGAN luar biasa yang ditunjukkan pemain kesebelasan nasional Indonesia gagal menyempurnakan gelar juara umum. Mimpi buruk 1997 pun terulang di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan, tadi malam, ketika skuad 'Garuda Muda' takluk 3-4 dari Malaysia pada final SEA Games XXVI.

Adu penalti ditempuh karena hingga babak perpanjangan waktu kedudukan tetap seri 1-1. Pada drama menegangkan itu, tiga eksekutor Indonesia, yakni Titus Bonai, Egi Melgiansyah, dan Abdul Rahman sukses menjaringkan bola, sedangkan Gunawan Dwi Cahyo dan Ferdinand Sinaga gagal. Sebaliknya di kubu Malaysia, hanya Saarani Ahmad Fakri yang gagal.

Sekali lagi, Indonesia harus menelan pil pahit. Pada final 1997 di Senayan, tim 'Merah Putih' juga kalah 2-4 dari Thailand dalam tos-tosan.

Kekalahan tadi malam ialah hasil buruk ketiga dari lima penampilan timnas di partai pamungkas. Sisanya berhasil membuahkan emas, yakni SEA Games 1987 di Jakarta dan SEA Games 1991 Manila.

"Saya mohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia karena tidak bisa memenuhi keinginan untuk melihat Indonesia yang terbaik," ujar pelatih Rahmad Darmawan dalam jumpa pers seusai pertandingan.

Menurutnya, para pemain sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi stamina kurang mendukung. Mereka tidak sebugar ketika mengalahkan Vietnam di semifinal.

Kekalahan kali ini memang menyesakkan, lantaran Egi dan kawan-kawan mengawali laga dengan apik. Mereka bahkan langsung memimpin di menit ke-5 berkat sundulan Gunawan memanfaatkan sepak pojok Okto Maniani.

Namun, 'Garuda Muda' kemudian malah kedodoran. Sebaliknya, juara bertahan 'Harimau Malaya' terus mengancam gawang Kurnia Mega.

Lebih dari 80 ribu penonton di stadion dan jutaan suporter Indonesia yang menyaksikan laga dari layar kaca benar-benar dipaksa senam jantung. Pada menit 33, 'Harimau Malaya' pun mampu menyamakan kedudukan lewat tandukan Omar Mohd Asrarudin.

Selepas turun minum, seiring dengan stamina pemain yang kian terkuras, Indonesia dipaksa pontang-panting. Tetapi, tanpa kenal lelah, mereka terus mencoba menekan balik. Sayang, sejumlah peluang emas yang tercipta berakhir sia-sia. Begitu pula pada perpanjangan waktu.

Lepas dari kekalahan itu, perjuangan anak-anak asuh Rahmad Darmawan patut diapresiasi. Mereka bertarung gigih sekaligus mencuatkan harapan di masa depan. Ada prospek yang bagus dalam diri para pemain ke depannya. "Ada prospek memang. Saya pikir ada beberapa pemain yang layak ke tim senior. Kalau bisa menaikkan 40% saja sudah luar biasa," jelas Rahmad.

Mantan pemain nasional, Muhammad al-Hadad, sepakat 'Garuda Muda' sudah bermain optimal. "Adu penalti yang dibutuhkan mental. Mental yang lebih kuat itulah yang memenangi pertandingan," jelasnya.

Kekalahan timnas pun diwarnai insiden dua orang tewas terinjak saat berebut masuk ke stadion. Korban bernama Reno, 20, warga Cililitan, Jakarta Timur, dan satu lagi belum diketahui identitasnya dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo. RS AL Mintoharjo juga menerima beberapa suporter yang luka-luka. (AI/X-16)
NEGARAEMASPERAKPERUNGGU
INDONESIA182151142
THAILAND107100120
VIETNAM9690101
MALAYSIA595081
SINGAPURA424573
FILIPINA365677
MYANMAR162735
LAOS91236
KAMBOJA41124
TIMOR LESTE116
BRUNEI047
Last Update: 22 November 2011, 7:59 am
Powered by:
BERITA LAINNYA+ Index